Ketika Luqman Al-Hakim masih menjadi sahaya, ia sering duduk termenung menyendiri. Hal ini sering diperhatikan oleh tuannya, sehingga pada suatu hari sang tuan sempat mengatakan:
“Wahai Luqman, mengapa kau begitu senang menyepi dan duduk menyendiri, padahal yang demikian itu akan banyak mendatangkan pikiran negatif. Minimal pikiran akan sering melamun tidak tentu arah. Akan lebih baik kau duduk bersama kawan-kawan sebayamu bercengkerama bersama mereka agar dapat dijadikan pelepas kalut!,” begitu saran sang tuan.
“Wahai Tuanku,” sergah Luqman, “Suka menyendiri akan lebih mencerdaskan jalan berfikir, sedangkan gemar berfikir akan bisa memberi petunjuk menuju jalan ke surga.”
Selasa, 05 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar