Banan merupakan pribadi yang cukup sibuk dalam mengurus aktivitas dan keperluannya sehari-hari, sehingga ia sangat membutuhkan seorang pelayan yang akan mencukupi kesibukan rumah tangganya.
Maka ia segera mencari dana ke beberapa muridnya. Dan setelah dana itu terkumpulkan, segera saja ia menyuruh murid-murid itu untuk menghadang sebuah kafilah yang biasanya mesti membawa sahaya yang akan diperjual belikan. Seminggu kemudian memang kafilah itu datang dengan membawa beberapa sahaya.
Kemudian para murid itu bersepakat menentukan pilihan terhadap seorang sahaya wanita yang akan dibeli untuk memenuhi kepentingan sang guru. Kafilah malah mengatakan:
“Memang sahaya ini akan sangat layak jika Syeikh Banan yang meiliki.”
Segera saja para murid Banan mendekati pemilik sahaya itu seraya menanyakan harganya. Namun betapa terkejutnya si pemilik mengatakan bahwa sahaya itu tidak dijual. Para murid Banan segera mendesak agar sahaya itu dijual kepadanya kendati dengan harga lebih tinggi. Namun si pemilik malah mengatakan:
“Sahaya ini tidak dijual, namun dari rumahku di Samarkand memang isteriku telah berniat untuk menghadiahkan kepada Syeikh Banan.”
Melihat peristiwa seperti ini, para hadirin betul-betul merasa takjub, namun segera saja sahaya itu dibawa ke rumah Banan Al-Hammal.
Dalam kalimat hikmah dikatakan bahwa barang siapa sibuk melayani kepentingan Allah dengan berbagai ibadah, maka Allah pun akan segera memperhatikan kepentingan kehidupannya. Dan barang siapa merasa takut dan hormat kepada Allah, maka segala sesuatu akan merasa takut dan hormat terhadapnya. Apa yang dialami Syeikh Banan tadi tidak jauh dari sinyalemen ini.
■■■
Kamis, 07 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar