Wahab bin Munabbih mengatakan bahwa ketika Allah mengutus nabi Musa As dan nabi Harun untuk menghadap Fir’aun, sebelum itu keduanya diberi nasihat sebagai berikut:
“Wahai Musa dan Harun, janganlah kiranya kalian takut menghadapi kebesaran Fir’aun. Jangan pula pakaian kebesarannya menjadikan jiwa kalian rapuh, sebab ubun-ubun Fir’aun sendiri berada di tangan-Ku. Dengan demikian ia tidak akan bisa berucap, berkedip, atau pun bernafas terkecuali dengan izin-Ku. Jangan pula kalian takut dan takjub melihat keduniaan serta cara mereka bersenang-senang dengan keduniaan, sebab semua itu hanya sebagai perhiasan bagi mereka. Padahal jika saja Aku berhendak untuk menghias diri kalian dengan keduniaan, maka Fir’aun akan segera mengerti bahwa kemampuannya ternyata begitu lemah ketika dibandingkan denghan apa yang telah Aku berikan kepada kalian. Namun Aku tidak menghendaki yang demikian itu, malah Aku begitu benci jika kalian berhias dengan duniawi, oleh sebab itu kalian Aku jauhkan dengan duniawi itu. Demikianlah kebiasaan perlakuan-Ku kepada para kekasih-Ku. Tegasnya Aku selalu menghindarkan diri mereka dari duniawi sebagaimana seseorang penggembala yang cermat, ia akan selalu menjauhkan domba-dombanya dari tempat-tempat yang membahayakan. Demikian pula Aku selalu menjauhkan keduniaan dari orang-orang tercinta sebagaimana penggembala onta yang akan selalu menjauhkan ontanya dari berbagai kawasan yang penuh jebakan. Perlakuan-Ku yang demikian itu bukan tersebab kehinaan para kekasih itu, namun agar bagian mereka nanti di akhirat bisa diterima dengan sempurna, utuh dan penuh. Malah para kekasih-Ku itu dalam hidup ini selalu berhiaskan dengan kehinaan, takut, tunduk dan takwa. Semua itu telah tumbuh dengan subur di relung hati mereka sehingga akan tampak di permukaan raut wajah mereka. Sikap seperti itulah yang telah menjadi pekaian mereka, juga yang menjadi perhiasan mereka. Dan sikap itu pula yang selalu menjadi jiwa mereka, sehingga telah menumbuhkan keselamatan, kebahagiaan dan harapan. Bukan itu saja, bahkan telah mengangkat mereka pada sebuah keagungan yang mereka banggakan dan kehormatan yang menjadi ciri khas mereka. Aku pesankan, wahai Musa dan Harun, jika saja kalian bertemu dengan figur-figur seperti itu, hendaklah kalian bersikap merendah dan santun, yakni sikap yang betul-betul dihayati dalam hati dan tampak dalam lisan. Ketahuilah bahwa barang siapa membuat takut dan gelisah para kekasih-Ku berarti dia seakan telah menantang-Ku untuk berperang, dimana pada akhirnya Aku pula yang akan membalas segala perbuatannya nanti di hari kiamat.” ◙
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar