Senin, 04 Januari 2010

Srikandi Tentara Islam

Selalu saja ada gelora semangat yang membara dan mencerahkan kehidupan saat mengenang kisah-kisah menakjuban dari para sahabiyah, mutiara-mutiara Islam yang begitu berkilau. Nusaibah binti Ka'ab, Asma' binti 'Umais, Asy-Syifa binti Abdillah dan Khaulah binti Tsa'labah adalah s'ebagian sahabiyah yang member! contoh bagaimana memaknai hidup dengan semangat juang dan
kebajikan.
Wanita itu tidak lemah. Citra ini terlihat nyata dalam diri Nusaibah binti Ka'ab. Dia adalah satu di antara sedikit wanita pada masa Rasulullah yang berjuang dari satu perang ke peperangan lainnya. Bersama suami dan anak-anaknya, Nusaibah senantiasa terlibat dalam berbagai peperangan. Kiprahnya berawal di perang Uhud. Saat itu ia meminta izin kepada Rasulullah untuk ikut berperang. Namun Rasulullah mencegahnya. Ia hanya diizinkan untuk merawat tentara yang terluka. Rasulullah mengatakan padanya bahwa merawat luka pasukan, pahalanya sama dengan terlibat langsung dalam pertempuran. Nusaibah pun menahan keinginannya itu. Dengan penuh kesungguhan, ia melaksanakan perintah Rasulullah itu.
Situasi berubah saat pasukan kaum Muslimin tercerai berai. Apalagi ketika itu Rasulullah menjadi sasaran langsung pasukan musuh. Nusaibah tak tahan lagi, dengan segera ia menghunus pedang dan terjun ke medan perang untuk melindungi Rasulullah. Sejumlah pasukan musuh berhasil ia lumpuhkan, dan ia pun menderita luka yang sangat banyak. Nusaibah pulang dari perang Uhud dengan 12 tusukan di tubuhnya, dan 1 luka yang sangat parah di bahunya, namun tidak sampai tewas.
Setelah kiprah pertamanya ikut berperang, selanjutnya Nusaibah terus terlibat aktif dengan sejumlah peperangan. Bahkan setelah Rasulullah wafat, dalam usia lanjut, Nusaibah masih bersemangat untuk terlibat. Di perangnya terakhir, perang Yamamah, ia kehilangan sebelah tangannya saat menghadapi pasukan nabi palsu, Musailamah Al-Kahzab. Semangat perjuangan wanita ini memang senantiasa membara untuk membela agama Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar