Minggu, 03 Januari 2010

Musibah Membawa Berkah

Dikisahkan oleh Syeikh Masruq bahwa pada suatu hari ia melintasi sebuah hutan yang begitu jauh dari tempat kediamannya. Di sanalah ia berjumpa dengan seorang lelaki yang memelihara seekor anjing, seekor ayam dan keledai.
Kendati ia hidup sebatang kara namun tampaknya sangat bahagia. Anjingnya selalu menjaganya dengan setia, sedangkan ayamnya setiap malam membangunkan dirinya untuk melaksanakan shalat lail dan keledainya dipergunakan untuk manarik beban air sebagai wudhu. Rata-rata masyarakat yang hidup dikawasan itu memang seluruhnya tampak memelihara tiga macam hewan itu.
Namun pada suatu hari seekor musang datang menerkam ayam milik lelaki itu. Anehnya lelaki itu malah membaca hamdalah seraya mengatakan:
“Siapa tahu kematian ayam itu malah akan membawa keadaan yang lebih baik.”
Selang beberapa hari rombongan serigala datang dan mencabik-cabik keledai lelaki itu. Matilah binatang besar satu-satunya itu. Namun lelaki tadi lagi-lagi mengucapkan hamdalah seraya mengucapkan kalimat sebagai mana dalam kejadian yang pertama.
Hari pun berganti, kini anjingnya yang harus menemui ajal karena memakan racun. Dan lelaki itu masih bersikap sebagaimana yang pertama.
Kemudian pada suatu malam kawasan itu tidak luput dari serbuan musuh yang menawan seluruh penduduk. Mereka telah dibawa pergi sebagai budak entah kemana. Sedangkan lelaki itu pagi-pagi buta dikejutkan oleh perubahan suasana yang terjadi pada para tetangga – begitu sepi. Ternyata rumah-rumah mereka telah kosong. Dan setelah dicermati dalam-dalam, tadi malam tentara musuh telah mengepung rumah-rumah yang ada petunjuk kehidupannya, semisal hewan piaraan dan lain-lain. Sedangkan rumah lelaki tersebut tampak sepi sehingga disangka oleh mereka tidak berpenghuni. Sebuah musibah yang membawa berkah memang.
Dikisahkan lagi bahwa ketika Nabi Isa dalam pengembaraannya, beliau berjumpa dengan seorang lelaki yang buta dan berpenyakit vetiligo (belang) serta diserang rematik yang hebat sehingga ia tidak mampu untuk berdiri. Di bagian lain, tubuhnya terserang kusta sehingga dagingnya tampak membusuk. Namun dari bibirnya masih meluncur ucapan aneh:
“Alhamdulillah, Dia yang telah menyelamatkan diriku dari berbagai penyakit yang menyerang kebanyakan manusia.”
Segera saja Nabi Isa menyergah:
“Wahai lelaki, penyakit apa lagi yang masih dipalingkan Allah dari dirimu?.”
“Wahai Ruhullah, aku masih lebih baik dibanding mereka yang tidak mengerti makrifat kepada Allah.” begitu jawab lelaki tersebut sehingga membuat Nabi Isa tercengang.
“Memang betul apa yang telah kau ucapkan,” tukas Nabi Isa lebih lanjut, “Julurkan tanganmu!.”
Maka lelaki itu pun menggapai tangan Nabi Isa. Dan dalam sekejap saja ia sembuh seketika serta kembali normal seperti semula. Allah telah menghilangkan seluruh deritanya berkat do’a Nabi Isa.
Ternyata ia merupakan seorang lelaki yang cukup tampan dengan perilaku yang begitu santun. Kemudian ia menjadi sahabat Nabi Isa dalam pengembaraan itu dan melakukan ibadah sebanyak-banyaknya sampai akhir hayatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar