Kamis, 24 Desember 2009

Pahitnya Daun Tembakau

Pahitnya Daun Tembakau

Belum reda kita terkejut oleh gebrakan cengkih, kita sudah dikeiutkan lagi oleh niat pabrik rokok, untuk tidak membeli tem- bakau dan petani. Produksi rokok akan "disesuaikan" dengan mahalnya cengkih. Ada yang sedih, bahkan ada yang senang mensyukuri hikmah dari keuntungan rokok. Orang yang "berdosa" memperkenalkan tembakau dari orang Indian kepada orang lain "di seluruh dunia", ialah Cristobal Colon (terlahir Chstoforo Colombo) alias Columbus. Ia mendarat di Pulau Watling, Amerika Tengah, pada tanggal 12 Oktober 1492 kemudian membawa biji tanaman itu ke Spanyol dan membagi-bagikannya kepada
Mula-mula tanaman itu dipelihara sebagai tanaman hias eksotik di rumah-rumah penghuni kota, karena warna bunganya yang kuning dengan mahkota merah jambu menarik sekali.Tapi kemudian menarik perhatian para ilmuwan, karena Columbus bercerita, daun tanaman itu dibakar di depan mulut, lalu diisap oleh orang Indian..
v Sedotan yang dicium
Untuk apa orang Indian mengisap daun terbakar itu? Menurut Columbus, itu bisa menenangkan perut yang keroncongan dan jantung yang dag-dig-dug, ketika sedang menunggu sesuatu. Orang Indian memang tidak bisa menjelaskan bagaimana duduknya perkara. Tapi setiap dokter dan mantri kesehatan masa kini pasti bisa menjelaskan dengan lancar, bahwa zat dalam daun tembakau yang diisap itu. dideteksi oleh urat saraf kita sebagai bahaya yang mengancam dari luar. Karena itu, tubuh harus dimobilisasikan agar siap menghadapinya. Rangsangan ada bahaya!" itu. menggedor pintu kelenjar anak ginjal agar mengeluarkan hormon adrenalin dan noradrenalin. Kedua hormon ini mendorong lever untuk melepaskan glikogen (gula simpanan)-nya ke aliran darah sebagai glukosa, sambil melepaskan energi. Energi tambahan ini sewaktu-waktu bisa dipakai, kalau tubuh perlu tenaga tempur. Walaupun hanya sekelumit, tapi ia toh sudah cukup untuk membuat perut tidak keroncongan lagi. Karena perut sudah tenang, jantung yang semula berdebar-debar ikut berkurang deburannya. Indian yang semula gelisah, kini sudah tenang, karena merokok.

Khasiat tembakau sebagai penenang ini begitu nyata, sampai diplomat Prancis di Portugal, Jean Nicot, memperkenalkannya di kalangan pembesar sipil dan militer pada tahun 1560. Ia juga: "menemukan" bahwa tembakau sedotan (mestinya disebut tembakau ciuman) menyembuhkan sakit kepala. Bagaimana mungkin! Tembakau sedotan ialah tembakau serbuk yang dihirup melalui lubang hidung. Karena orang berkali-kali bersin setelah menghirup tembakau serbuk ini, maka rasa nyeri di kepala jadi berkurang. Sejak itulah, seluruh Eropa tergila-gila menciumi "tembakau sedotan", kalau kepalanya sakit.
v Kontroversial
Atas jasa Jean Nicot inilah, Linnaeus dari Swedia yang kemudian berkenalan dengan "tembakau ciuman" itu mengabadikannya dengan nama Nicotiana tabacum. Untuk gampangnya, zat ajaib yang terkandung dalam. tembakau. itu pun disebut sesuai nama Nicot juga nikotin.
Tanamannya berupa herba semusim yang tegak. Tingginya bisa sampai 2,5 m kalau dibiarkan tumbuh liar di tanah yang subur. Di perkebunan tembakau yang tanahnya sudah miskin, tanaman tumbuh bekek. Apalagi kalau dipangkas pucuknya, agar daun sisanya bisa tumbuh lebih bongsor. Tingginya tidak sampai 2 m. Daunnya yang besar-besar bulat telur, selain mengandung nikotin, juga ter. Kalau nikotin bersifat menenangkan dan agak narkotis (membius) sampai membuat orang ketagihan, maka ter merangsang pembentukan sel kanker pada paru-paru. Fakta ini baru diketahui pada tahun 1960 di kalangan perokok Amerika Serikat. Ketika daun tembakau dibakar di depan mulut, asapnya juga mengeluarkan gas karbonmonoksida seperti gas buangan knalpot mobil. Inilah yang membuat pusing kepala anak bandel, yang mencoba merokok diam-diam. Karbonmonoksida ini mengerem darah yang bertugas membawa oksigen dari paru-paru dan mengedarkannya ke seluruh tubuh. Dari pengamatan dan penelitian bertahun-tahun di Amerika Serikat terungkap, bahwa kaum perokok hidup 34 tahun lebih pendek daripada kaum bukan perokok.

Perokok berat (yang mengisap sigaret 2 pak atau rebih sehari), malah 8 tahun lebih pendek. Didakwa keras, biang keladinya ialah terhambatnya darah mengedarkan oksigen gara-gara karbonmonoksida yang masuk setiap, hari ke tubuh tadi. Tapi apa mau dikata? Rakyat banyak di seluruh dunia yang suka merokok dan mewakilkan aspirasi kehidupannya (baik politik, sosial maupun ekonomi) kepada wakil-wakil mereka di parlemen, justru menghendaki agar kesenangan mereka menikmati tembakau tidak diganggu. Selain memberi kenikmcrtan yang murah ongkosnya, rokok-merokok juga memberi uang bagi kas negara, dengan menarik cukai tembakau dari pabrik rokok. Pabrik rokok membebankan punguian ini pada kaum perokok. Kalau ada yang usul untuk membuat un-dang-undang larangan merokok demi kesehatan, selalu ada yang menentang karena jumlah orang yang "sakii rokok" tidak sebanding dengan pendapatan negara berupa cukai tembakau. Risiko itu dipikul dengan suka dan rela oleh kaum perokok sendiri. Jadi lidak usah diatur dengan undang-undang.
Pada tahun 1965, Amerika Serikat mengeluarkan undang-undang yang mengatur penjualan rokok. Karena perakok-nya tidak mau dibela, ya penjualnya saja yang diatur. Semua pabrik rokok dihimbau agar mencantumkan peringatan pada pembungkus rokoknya, tentang gangguan kesehatan itu. Maksudnya, agar calon perokok jadi enggan, lalu tidak jadi membeli rokok. Wah! Macam mana inii. Menjual sesuatu, yang mengandung peringatan agar tidak jadi dibeli! Jelas tidak ada yang mau.
Baru pada tahun 1972, para penghasil rokok setuju untuk mencantumkan peringatan kesehatan tadi pada setiap iklan yang mereka lancarkan, sehingga tidak tampak dijual seperti rokok. Setahun sebelumnya, 1971, diedarkan undang-undang yang melarang mengiklankan sigaret rnelalui radio dan televisi. Melalui koran dan majalah masih boleh.

v Dari filter sampai rokok sehat
Sejak ditemukannya pengetahuan bahwa rokok menimbulkan kanker paru-paru, di Amerika orang berusaha mencari jalan bagaimana caranya bisa tetap menikmati rokok, topi tidak usah dikenai kanker. Jalan itu ada. Yaitu menekan kadar nikotin dan ter penyebab kanker itu serendah-rendahnya.
Untuk itu, ada pabrik rokok yang mencampur daun tembakau kering yang sudah diperam selama 2 - 3 tahun, dari kebun daerah basah, yang banyak hujannya, dengan daun berasol dari dae-rah kering. Tembakau daerah hujan lebih rendah kadar nikotinnya daripada yang berasoi dari daerah kering.
luga daun hasil panenan dari musim hujan dicampur dengan daun hasil panenan musim kering. Campur-mencampur ini berulang beberapa puluh kali, untuk memperoleh blend (ramuan) tembakau yang tidak keras (tidak tinggi kadar nikotinnya), topi tetap mempunyai aroma yang enak iiebagai tembakau. Sayang, usaha itu menurut para dokier kesehatan rakyat Eiia-sia saja menghindari ba-liaya. Semuanya hanya menunda serangan. Untuk mencegah termasuk mulut, tindakan yang paling luas dilakukan ialah pemberi filler dari selulosa asetat pada pangkal sigaret. Jadi ter biang penyakit itu nyangkut di saringan, lalu dibuang kalau acara rokok-merokok selesai. Ternyata cara ini pun kurang menenteramkan batin.
Ada saja yang skeptis. Masak perokok tidak mengisap nikotin? Sedikit-sedikit toh mengisap juga? Lalu kalau setiap hari merokok, apakah yang sedikit-sedikit itu tidak akan menjadi bukit?
Ada pabrik rokok yang kumudian membuat tembakau sintetis dari selulosa saja, yang disemprot dengan parfum berbau tembakau. Jadi bebas nikotin sama sekali, tapi berbau rokok. Supaya usaha ini bisa menghasilkan asap, selulosa itu diberi ter. Tapi hanya sepekat 15 - 30% dari kepekatan ter dalam flnun tembakau tulen. Sayang, sigaret bebas nikotin ini terasa hambar (ringan sekali). Di antaranya ada yang diedarkan dengan merk Cytrel, yang patenkan sebagai juru selamat kaum perokok. Tetapi para perokok yang sudah biasa menemukan ketenangan dari rokok bernikotin normal, justru tidak suka merasakan rokok hambar itu.

Pada tahun 1988, perusahaan rokok Reynold yang antara lain memasarkan Winston dan Camel yang terkenal itu, mengedarkan rokok yang bebas nikotin, bebas ter dan gas karbon-monoksida. Jadi benar-benar tidak mengganggu kesehatan, tapi toh mantap seperti rokok tembakau tulen. Separuh dari batang sigaret itu berupa filter melulu, sampai dua buah. Tembakau hanya sekelumit saja, sekadar sebagai medium penyimpan parfum berbau tembakau. Tembakau ini tidak dibakar. Sebagai gantinya dipasang fcapsul berisi parfum (lagi) berbau tembakau dan parfum berbau nikotin, Kalau sigaret sehat ini disulut ujungnya, bukan tembakau yang ter-bakar, Letaknya memang di tengah, dekat pangkal yang la^imnya dijepit oleh bibir. Ba-gian yarig terbakar di ujung depan ialah arang yang dibungkus kertas peredam panas. Maksudnya, agar panas yang timbul setelah arang disulut, bisa tersekap di dalam batang sigaret itu saja, dan tidak hilang keluar, terbuang percuma.
Dari ujung yang panas karena arang tetap membara ini mengalirlah udara melalui kapsul parfum beraroma, terus ke filter dari tembakau rajangan non filter selulosa asetat, ke rongga mulut perokok. Sigaret model baru ini nyata-nyata tidak mengandung nikotin dan ter, sehingga boleh disebut rokok paling sehat. Sayang, harganya 20% lebih mahal daripada sigaret filter biasa yang berisi tembakau tulen.
v Hari No tembakau sedunia.
Sementara itu pihak yang tidak merokok merasa dianaktirikan oleh masyarakat. Mengapa yang diurus hanya kaum perokok? Mengapa kaum "bukan perokok" tidak? Sudah berpuasa menahan diri agar tidak merokok, masih diganggu oleh asap yang diembus-embuskan oleh perokok yang malah iseng menggoda. Umumnya mereka sedih, tapi tidak bisa protes. Kalau. protes, malah dianggap manja, asosial dan minta diistimewakan di menara gading. Supaya adil kemudian ada kampanye besar-besaran untuk menetapkan lingkungan bebas polusi rokok. Kampanye ini begitu meluas, sampai WHO ikut melancarkannya secara global. Komplet dengan menetapkan "Hari tanpa tembakau sedunia" tanggal 31 Mei, segala. Acaranya macam-macam. Ada yang berupa penyebaran sticker bergambar bulatan merah yang ada palangnya, seperti tanda larangan masuk kendaraan bermotor, tapi ada puntung rokoknya. Ada pula sticker yang berterima kasih kepada semua orang yang lewat, untuk tidak merokok.

Di pesawat terbang kelas eksekutif dan kelas satu dari maskapai penerbangan asing, ada bagiannya yang khusus disediakan bagi bukan perokok dengan poster: wilayah bukan perokok. Juga restoran mewah Indonesia yang menamakan dirinya hut (pondok) di Jakarta, kini ada yang membagi tempat kursi makannya menjadi dua wilayah Inggris.. smokers area dan non smokers area. Tapi yang paling menggelikan ialah poster di salah satu apotek di bilangan Menteng yang ruangannya ber AC. Ada gambar botol bir yang besar pada poster itu. Isinya bukan bir, tapi anak manusia yang duduk merokok di dasar botol. Di luarnya ada tulisan If you must smoke, smoke alone. Alamak, Mengapa bahasa Inggris


Tidak ada komentar:

Posting Komentar