Kamis, 24 Desember 2009

Bunga Lily yang Perlu Dimanja

Bunga Lily yang Perlu Dimanja



Bagaikan seorang gadis, Lily ini lebih anggun dari Star Gazer yang sudah lama popular. Tidak cuma itu, sebagai 'barang baru', permintaan di satu produsen, sudah lebih 2.000 kuntum per 3 hari. Apalagi kalau bunga elit ini telah popular di kalangan pemakai bunga, tidak mustahil permintaannya akan membengkak.
Lily memang bukan bunga baru. Tetapi Lily Casablanca merupakan jenis baru hasil introduksi dari Negeri Belanda. Jenis yang satu ini berwarna putih, diameter bunganya bisa mencapai 15 cm lebih dan wangi seperti bau 'tabac'. Bunga ini juga tahan lama. Demikian pendapat beberapa floris mengenai kelebihan bunga yang diimpor se-tahun laiu.
Meskipun didatangkan oleh importirnya dari Belanda, bukan berarti tanaman ini tidak bisa dibudidayakan di Indonesia. Yang perlu diperhatikan adalah ketinggian tempatnya, minimal 1.200 meter dpl. Dia pernah mencoba menanamnya pada lahan dengan ketinggian 700 meter, tapi tangkai bunganya tidak setinggi bunga impor. Walaupun demikian, keindahan bentuk bunganya tidak berbeda. Sebenarnya budidaya tanaman ini tidak sulit. Hanya, pemekaran bunga ini selalu terjadi serentak, sehingga perlu dipikirkan pemasarannya.

v Termasuk yang mahal
Harga Lily Casablanca cukup mahal, paling mahal di antara lily-lily yang ada, meskipun bukan yang termahal di antara bunga elit. Harganya berkisar antara Rp 2.500,00-Rp 3.000,00 per kuntum pada hari biasa. Itu pun baru bunga yang ditanam sendiri oleh PT Tata Wisata, produsen dan importir bunga di Jakarta. Lain halnya dengan Iin Hasim, yang juga bisa memproduksi bunga ini, memasang harga Rp 2.000,00 per kuntum. Pada hari-hari besar seperti Lebaran, PT Tata Wisata mengimpornya dari Belanda dan menjualnya seharga Rp 5.000,00 per kuntum. Sebagai perbandingan, harga bunga Lily Star Gazer hanya Rp 5.000,00 per tangkai dengan jumlah bunga 3 kuntum.
Bunga Lily putih biasa (Lilium longif]orum) harganya Rp 1.500,00 per kuntum. Kalangan floris yang ada di kawasan Kebayoran Baru, umumnya menjual bunga ini dengan harga Rp 5.000,00 per kuntum pada hari biasa. Sedangkan pada hari lebaran mereka menjualnya Rp 7.000,00-Rp 7.500,00 per kuntum. Bunga impor memang lebih mahal karena daya tahannya lebih lama, bahkan Shofuroh, bagian pemasaran Echy Floris mengatakan bunga impor bisa tahan sampai 2 minggu dan tangkainya bisa lebih panjang, sekitar 1 meter.

Di toko-toko bunga, selain dijual lepas per kuntum Casablanca juga dijual dalam bentuk rangkaian. Demikian bagusnya bunga ini sehingga hanya rangkaian mahal saja yang diberi Casablanca. Harga rangkaian bunga yang ada Casablancanya minimal Rp 25.000,00-Rp 50.000,00 dan harga mak-simalnya Rp 150.000,00.

v Selalu Laris
Lily Casablanca rupanya cepat menjadi akrab di kalangan penggemar bunga. Lihat saja pemasarannya. Niar Usman Yamin, pemilik Yamin Flowers di Jakarta, setiap harinya bisa menjual 25 kuntum, itu pun habis diborong oleh hanya satu atau dua orang pembeli. Sedangkan Evi Sapuri dari Jaya Murni Flowers per harinya menjual 20 kuntum. Jumlah itu adalah gambaran hari biasa.
Menjelang hari lebaran, pasaran lebih ramai lagi. "Lebaran bisa dipastikan ramai", kata Shofuroh. Pendapat senada dikemukakan oleh Usdek Riyadi dari PT Tata Wisata dan Niar Usman Yamin. Pada saat-saat seperti itu kemampuan jual para floris itu naik pesat. Lebaran yang lalu Niar bisa menjual 1.200 kuntum. Bunga sebanyak inipun hanya pesanan khusus saja, belum lagi pembeli lewat yang terpaksa tidak mendapatkan Casablanca. Keadaan yang sama juga dialami oleh Shofuroh dan Evi Sapuri. "Kalau lebaran 100 kuntum juga habis", ujar Shofuroh. Lain halnya dengan Evi, dia bisa menjual 40-50 kuntum per hari.

v Masih Kekurangan
Sampai saat ini Casablanca masih merupakan barang langka. Di Indonesia produsennya baru ada dua, yaitu PT Tata Wisata dan Iin Hasim. Itupun stoknya tidak kontinu. Rupanya pihak Tata Wisata masih mengutamakan hari-hari besar saja. Lain halnya dengan Iin Hasim, dia menanam kalau ada pesanan. Demikian langkanya Casablanca sehingga hanya tersedia pada waktu tertentu saja, di luar lebaran dan natal. Bahkan Niar berkata: "Hasil tanam sendiri (Indonesia) hanya ada selama 1-2 hari saja, tidak sampai seminggu habis, dan 4 bulan kemudian baru ada lagi".

Permintaan Casablanca cenderung naik. Bahkan Usdek pernah terpaksa menolak permintaan sekitar 1.000 kuntum, pada hari lebaran yang lalu. Sedangkan Iin Hasim pernah menerima pesanan sebanyak 2.000 kuntum pada Juni yang akan datang. "Permintaan yang masuk banyak sekali", ujar Niar tanpa merinci berapa jumlahnya. Evi mengatakan bahwa stok bunga ini selalu kurang karena pemintaannya banyak.

v Peluangnya Terbuka
Stok Casablanca di pasar memang masih terbatas, baik itu harihari biasa maupun hari lebaran. Pada hari biasa pemasoknya jelas hanya PT Tata Wisata. Itupun tidak kontinu. Jika dalam waktu 4 bulan hanya ada satu kali produksi dan hasil tanam itu habis dalam waktu seminggu, tentunya masih ada 3 bulan lain yang kosong Casablanca. Memang pada hari-hari biasa pasarnya tidak terlalu ramai seperti pada saat lebaran, tapi hari Jumat, perayaan ulang tahun, hari perkawinan dan lain-lain dapat dimanfaatkan. Ini hanya akan terjadi pada 'masa perkenalan' Casablanca, saat para floris dipacu untuk menggunakannya.
"Prospeknya bagus," tutur Usdek ketika ditanya tentang prospek bunga mahal ini. Seperti halnya anggrek, meskipun bunga ini telah disaingi bunga-bunga impor baru, pasaran tetap bagus. Apalagi ditunjang keadaan pasar yang tanpa saingan. Lily putih biasa saat ini memang masih banyak digunakan. Bukan karena Lily putih biasa lebih indah, tapi karena bunga ini lebih mudah diperoleh. "Casablanca lebih besar dan mekar penuh. Jadi kalau ada, orang akan memilih Casablanca," tutur Iin Hasim yang sudah cukup lama menekuni bisnis hortikultura itu.

Kalangan floris sendiri mengaku peluang untuk mengusahakan bunga ini cukup besar. "Saya rasa kalau ada yang mau memasok secara rutin bisa ditampung, karena peminatnya banyak", ujar Evi yang pelanggannya dari kalangan rumah pribadi, instansi pemerintah dan kantor swasta itu. Bahkan Niar mengatakan berani memasarkan karena peminat bunga ini dari kalangan yang berkantung tebal. Kedua floris itu sependapat bahwa pemasaran Casablanca tidak ada masalah.
Dengan melihat stoknya di pasaran yang masih sangat terbatas dan kemungkinan budidayanya ada, tentunya peluang ini bisa dimanfaatkan.

2 komentar:

  1. perkenalkan saya petani bunga di lereng merapi jogja. saya tertarik untuk menanam bunga casablanca ini... dimana saya bisa mendapatkan bibit bunganya? terimakasih...

    BalasHapus
  2. saya florist di jogja, bagaimana saya dapat melakukan order untuk memesan bunga cassablanca/trimakasih

    BalasHapus